RENUNGAN HARI INI
Bacaan
Inspirasi: 1 Korintus 6:19-20
Ada
harga yang harus dibayar sejak kita menjadi pengìkut Yesus. Mengikut Yesus
berarti kita mengikuti teladan Dia yang rela menyerahkan segala milik-Nya,
yaitu waktu-Nya, nyawa-Nya, dan tubuh-Nya sendiri untuk menggenapi rencana
Allah. Allah itu Roh (Yohanes 4:24). Karena itu, Ia membutuhkan suatu wadah
untuk berdiam dan untuk memanifestasikan kekuasaan-Nya. Kita adalah bait kudus
Allah, tempat Allah mau berdiam untuk melaksanakan tujuan kekal dan berbagai
macam proyek-Nya di dunia ini. Rasul Paulus berkata, "Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, Allah akan
membinasakan dia, sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah
kamu." (1 Korintus 3:17). Tubuh kita bukan milik kita lagi karena tubuh
kita sudah dibeli oleh Allah dan harganya telah lunas dibayar dengan darah
Anak-Nya sendiri, yaitu darah Yesus Kristus yang tertumpah di atas kayu salib.
*"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudud yang diam
di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik
kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu." (1 Korintus 6:19-20). Karena tubuh kita sudah ditebus oleh Allah dan
sudah sepenuhnya menjadi milik Allah, kita harus merawat tubuh kita untuk
memuliakan Allah.
Di medan perang hanya ada dua
pilihan, yaitu membunuh atau dibunuh. Prinsip ini kelihatannya sangat kejam jika
diterapkan pada sesama manusia. Meskipun demikian, prinsip ini juga memiliki
sisi baik jika diterapkan pada sasaran yang tepat. Musuh terbesar kita adalah
Iblis. Musuh terbesar yang lain meliputi semua hal buruk yang ada di dalam diri
kita, yaitu cara berpikir yang negatif, perasaan negatif, keinginan jahat, perbuatan jahat, kebiasaan buruk, karakter buruk, atau keadaan mental kita yang
tidak baik.
Kehidupan
satu bangsa ditentukan oleh kekuatan
mental bangsa itu. Jepang tidak seluas Indonesia, mempunyai sumber daya alam
yang terbatas, dan mengalami kehancuran pada masa perang dunia kedua, tetapi mereka
mempunyai semangat yang berapi-api untuk bangkit dari keterpurukan dan akhirnya mereka bisa menjadi bangsa yang
sangat maju di dunia. Bagaimana dengan
bangsa kita? Kita sudah merdeka secara politis, tetapi mental selalu dijajah
masih tetap tinggal dan bercokol di dalam diri kita sehingga kita tidak bisa cepat maju. Mungkin kita masih dijajah
oleh banyak dosa di dalam hati kita dan kita masih terus-menerus dipaksa oleh
dosa-dosa itu untuk melayani kehendak Iblis.
Kita
perlu memiliki sikap hati atau sikap mental yang gigih dalam menjalani
kehidupan ini. Jangan biarkan kemiskinan mental terus melanda kita, yaitu
kondisi kejiwaan yang dipenuhi oleh kebiasaan-kebiasaan buruk seperti
kenajisan, kecemaran, mudah cepat menyerah, suka berprasangka buruk, iri hati,
suka menyalahkan orang lain, malas, tidak berdisiplin, dan berbagai sifat buruk
lain yang menghambat kemajuan dan keberhasilan kita. Kehancuran dan kegagalan
bisa melanda rumah tangga, gereja,
perusahaan, dan karier kita dalam semua bidang kehidupan. Akan tetapi,
kalau kita memiliki sikap mental yang baik, hal-hal buruk itu tidak akan
mematikan langkah kita untuk maju dan berhasil. Karena memiliki sikap mental
yang baik, setiap kali jatuh, kita selalu masih mau terus berjuang sampai
akhirnya kita bisa bangkit lagi untuk meraih keberhasilan. Tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan. Jka kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan hidup dalam
kebenaran firman Tuhan, langkah kita pasti akan diteguhkan-Nya. Kita tidak
boleh membiarkan masa depan kita dibunuh
oleh sikap mental yang buruk. Kita harus meninggalkan dan mematikan semua hal
buruk itu di dalam diri kita. "Karena
itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan yang sama dengan
penyembahan berhala" (Kolose 3:5)
Selamat bet-Saat Teduh.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua.
Catatan: Renungan ini
ditulis oleh Bapak Youri Adutae. Saya postingkan ulang dari WA
Group Tolas Pah Timor (kelompok keluarga orang Timor) di Salatiga.
0 komentar:
Posting Komentar