BACAAN I: Kis. 6:8-10; 7:45-59, MAZMUR:
31:3c-4.6.8a.16b.17; BACAAN INJIL: Mat. 10:17-22
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
RENUNGAN
Padahal kemarin, tanggal 25 Desember, kita baru saja, merayakan
natal, kelahiran Yesus ke dunia. Apa yang dirasakan pada perayaan natal
kemarin? Yang pasti sukacita, damai, gembira, happy. Bagi yang berjauhan saling
vidcal, bercanda ria gembira.
Sedangkan anggota keluarga yang
berdekatan berkumpul dan bergembira ria bersama walau dalam situasi yang serba
terbatas (karena masa pandemi seperti sekarang). Natal adalah sukacita, kita
bergembira merayakan kasih Allah yg tampak nyata bagi keluarga.
Kontras
dengan kemarin, hari ini tanggal 26 Desember, Gereja merayakan pesta St.
Stefanus martir pertama. Bacaan-bacaannya, seram, cukup menakutkan. “Orang akan
menyerahkan saudaranya ...”
Apa
maksudnya? Liturgi Gereja, tidak mau kehilangan konsep Imanuel. Natal harus
dipahami satu kesatuan makna dengan perayaan paskah: sengasara, wafat dan
kebangkitan Yesus. Natal hanya sebagai satu perayaan belaka, bila tidak
dipahami satu kesatuan dengan paskah. Demikian pula bila kita merayakan paskah
maka juga harus memahami makna yang sebenarnya dari perayaan natal.
Tentang
St. Stefanus yang pestanya dirayakan tanggal 26 Desember. Bacaan pertama
adalah kisah nyata yang dialami oleh Stefanus di mana Allah sungguh hadir untuk menyelamatkannya dalam keadaan yang
sangat ekstrim. “Sungguh aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di
sebelah kanan Allah”. St. Stefanus menjadi teladan beriman dalam hidup
kita. Dia pribadi yang setia mengimani Yesus. St. Stefanus adalah martir
yang sungguh menghayati Imanuel, dan membuktikan kepada kita bahwa Allah
senantiasa hadir bagi kita sekalipun dalam situasi yang sangat sulit, dan
menyelamatkan kita. Percayalah dan serahkan diri kepadaNya maka semua masalah
dapat diatasi. Amin***
Ya Allah, tolonglah aku, agar tetap
percaya dan setia kepadamu bahwa dalam segala situasi bahkan yang sangat
eksrtim pun aku akan diselamatkan. Amin