Kamis, 29 Juli 2021

AKU PRIBADI YANG UNIK

klik banner berikut ini atau kunjungi link berikut ini untuk membaca, memahami penjelasan:




Dengarkan juga presentasi berikut ini atau klik banner berikut ini untuk mulai: 



Setiap orang diciptakan berbeda-beda sekalipun ia (mereka) kembar identik. Inilah yang menyebabkan diri kita adalah pribadi yang unik. Tidak ada kesamaan karakter dan fisik antar pribadi.

Keunikan tersebut membuat karya Allah benar-benar nampak dalam kehidupan ini. Tiap tiap pribadi dapat saling melengkapi satu sama lain dan saling menghargai antar pribadi sebagai rasa syukur atas ciptaan Allah.

Kita juga harus bersyukur diciptakan sebagai pribadi yang unik. Karena pada dasarnya, pribadi satu dengan pribadi yang lain akan saling melengkapi satu sama lain dan keunikan kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.

Terima kasih


MATERI AGAMA KATOLIK KELAS X: MANUSIA MAKHLUK PRIBADI

KOMPETENSI DASAR

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 

4.1 Melatih diri dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. 

4.2 Mengungkapkan rasa syukur atas diri apa adanya yang diciptakan Tuhan.

4.3 Menunjukkan jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat.

4.4 Bersikap saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu sama lain. 

 

Note: Materi bab 1 ini adalah materi reflektif. Materi reflektif adalah dimana kita harus menggali lebih dalam terkait kondisi kita sendiri dan lingkungan kita. Tidak banyak materi yang akan dipaparkan dalam post ini


1. Aku Pribadi yang Unik


Setiap orang diciptakan berbeda-beda sekalipun ia (mereka) kembar identik. Inilah yang menyebabkan diri kita adalah pribadi yang unik. Tidak ada kesamaan karakter dan fisik antar pribadi.
Keunikan tersebut membuat karya Allah benar-benar nampak dalam kehidupan ini. Tiap tiap pribadi dapat saling melengkapi satu sama lain dan saling menghargai antar pribadi sebagai rasa syukur atas ciptaan Allah.
Kita juga harus bersyukur diciptakan sebagai pribadi yang unik. Karena pada dasarnya, pribadi satu dengan pribadi yang lain akan saling melengkapi satu sama lain dan keunikan kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.


2. Mengembangkan Karunia Allah


Setiap orang pasti memiliki bakat dan memiliki keterbatasan yang merupakan karunia dari Allah. Disinilah penegasan manusia sebagai makhluk sosial (homo homini social). Yaitu dengan saling melengkapi satu sama lain.
Tiap tiap manusia diberi tanggung jawab untuk mengembangkan bakatnya dan mengurangi keterbatasannya (lih Mat 25:14-30). Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab kepada Tuhan dan juga tanggung jawab kepada sesama dan alam ciptaan yang lain. Bakat kita harus bisa menjadi berkat Tuhan bagi sekitar kita.


3. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan


Manusia pada hakikatnya adalah citra Allah. Manusia diciptakan seturut gambaran dan rupa Allah baik laki laki maupun perempuan (lih Kej 1:27). Maka dari itu, laki laki dan perempuan adalah makhluk yang setara. Namun, laki laki dan perempuan berbeda fungsinya. Laki laki harus menghormati perempuan sebagai sesamanya, begitu pula sebaliknya. Serta masing-masing dari mereka harus saling melengkapi agar tercapainya firman Allah dalam Kejadian 1:28.


4. Keluhuran Manusia Sebagai Citra Allah


Manusia diciptakan Allah sesuai gambaran dan rupa Allah (lih Kej 1:27-31). Itulah yang mendasari manusia sebagai citra Allah. Manusia merupakan ciptaan paling 'sempurna' karena memiliki akal budi namun tetap kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta. Kita dapat melihat secara lengkap pandangan Gereja tentang manusia sebagai citra Allah dalam buku Katekismus Gereja Katolik atau dalam link ini.
“Allah menciptakan manusia itu menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej 1:27). Manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan: ia diciptakan “menurut citra Allah” (I); dalam kodratnya bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani (II); ia diciptakan “sebagai laki-laki dan perempuan” (III); Allah menjadikan dia sahabat-Nya (IV)." KGK 355

Secara sederhana, isi dari konsep ini adalah karena Allah itu, antara lain, penuh cinta/kasih, maha rahim, maha adil, maha bijaksana, dan kekal…maka manusia yang segambar dengan Allah itu harusnya bisa seperti Allah (tapi bukan sama dengan Allah) yaitu: harus bisa mengasihi/mencintai, bisa memaafkan, bisa bersikap adil, bisa bersikap bijaksana, dan bisa memperoleh hidup yang kekal. Sementara makluk lain, yang tidak secitra dengan Allah, tidak bisa seperti itu. Atau dengan kata lain, manusia diberikan akal budi dan kehendak bebas.








Jumat, 15 Januari 2021

PEDULI DAN BERTINDAKLAH SEKARANG JUGA

Refleksi hari ini  Jumat, 15 Januari 2021- sesuai kalender liturgi Gereja Katolik : bacaan 1: Ibrani. 4:1-5.11, mazmur: 78:3.4bc.6c-7.8;

Bacaan injil: markus 2:1-12

 

Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"  —  berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu  — : "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

 

REFLEKSI:

Horee...Yesus datang lagi ke Kapernaum. Kira-kira begitulah teriak penduduk di sana yang mengharapkan kehadiran Yesus lagi. Ya, karena beberapa hari sebelumnya Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (perhatikan Injil Markus 1:40-45, bacaan hari sebelum kemarin ya). Diceritakan bahwa kali ini terdapat sangat  banyak orang yang mendengarkan Yesus mengajarkan Firman Allah kepada mereka, “...tidak tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak” (Markus, 2:2).

Tiba-tiba ada empat orang datang menggotong seorang lumpuh. Mereka sangat berharap bahwa  Yesus menyembuhkan kawan mereka itu. Namun, persoalannya adalah kerumunan orang menghalangi mereka. Apakah mereka menyerah? Tidak. Lalu bagaimana caranya? Dengan semangat pantang menyerah, mereka naik ke atap rumah dan membongkar atap rumah itu. Dan usaha merekapun berhasil. Orang yang  lumpuh itu diturunkan persis didepan Yesus. Respons Yesus adalah  bukan hanya menyembuhkan si lumpuh, melainkan juga mengampuni dosanya.

Apa inspirasinya?  Peduli akan keselamatan, kesembuhan orang lain. Di era pandemi covid 19 ini, yang seharusnya ada di dalam pikiran dan hati kita adalah peduli dan saling menjaga, saling menyelamatkan satu sama lain  di antara kita. Kita tidak pernah tahu apakah sesama kita terkena virus corona? Demikian sebaliknya mereka juga tidak pernah tahu bahwa kita terinfeksi virus tersebut. Ini harusnya menjadi kebiasaan dan reaksi spontan dalam kehidupan harian kita di mana pun berada hari ini, apalagi sudah tahu bahwa ada teman kita yang benar-benar sudah terdeteksi secara medis bahwa ia terinfeksi virus. Pasti harus lebih peduli lagi.

Bagaimana caranya peduli? Berjuang untuk membawa penderita kepada Yesus, bukan berarti dengan membongkar atap seperti dalam cerita di atas, melainkan membongkar kemapanan dan ego kita, dan bertindaklah segera. Belas kasih dan kepedulian itulah cara kita membawa si sakit kepada Yesus untuk disembuhkan.***

Ya Tuhan,  ajarlah kami menjadi orang yang berbelas kasih dan segera menolong mereka yang berkesusahan. Amin  

Sabtu, 02 Januari 2021

RENUNGAN HARIAN KATOLIK SABTU, 2 JANUARI 2021