Jumat, 14 Agustus 2020

MANUSIA: PRIBADI YANG UNIK

 

Secara jasmani, masa remaja adalah masa dimana tubuh berkembang sangat indah dan mengagumkan. Dalam badan yang indah itu terdapat kekayaan rohani yang sangat potensial seperti: kemampuan menari, bernyanyi, tertawa, berkspresi, cita-cita dan memiliki kehendak yang sangat bebas. manusia juga memiliki pengalaman-pengalaman baru yang sangat berharga baik pengalaman menyenangkan maupun yang menyedihkan dan menantang. Manusia adalah mahluk hidup yang sangat istimewa. Pada waktu menciptakan manusia, Tuhan merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan rupa Dia, menurut citraNya (kej 1:26), dan pada waktu menciptakan manusia Tuhan bekerja dengan istimewa, Tuhan membentuk debu dan tanah dan menghembuskan nafas kedalam hidungnya (kej 2:7)

 

Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah “pribadi” dalam bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris: Person) yang digunakan untuk menyebut manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri), individu, ataupun karakter. Manusia sebagai makhluk pribadi berarti ingin menekankan dirinya sebagai diri manusia secara individu.        

Istilah “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tidak terbagi”. Atau dalam bahasa Inggris “ In” yang berarti tidak, dan “devided” yang berarti terbagi atau terpisahkan. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai

untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Maka manusia sebagai makhluk pribadi adalah manusia yang di dalamnyaterdapat kesatuan unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga, jiwa dan roh, serta keunikan sebagai ciptaan Allah. Secara kodrati, manusia merupakan makhluk monodualis. Artinya selain sebagai makhluk individu, manusia berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.

 A.           Aku Pribadi Yang Unik.

Setiap manusia itu unik (unique/ Inggris atau unus/ latin = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Perbedaan itu lebih jauh dan lebih dalam dari yang dapat dilihat, dirasa, didengar dan dikatakan. Pada umumnya perbedaan ini yang membuat orang iri hati, bertentangan, bermusuhan dan ingin saling meniadakan. Padahal dengan perbedaan itu justru orang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Perbedaan itulah yang menjadi keunikan setiap manusia. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/ kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula. Untuk mengatasi perbedaan itu, diperlukan sikap menerima diri apa adanya Jabatan dalam keorganisasian dapat digantikan oleh orang lain, tetapi kedudukan setiap manusia dalam seluruh kerangka ciptaan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Peran orang tua dalam keluarga dapat saja digantikan oleh orang lain, tetapi peran sebagai ciptaan tidak mungkin digantikan oleh siapapun. Tuhan menciptakan setiap manusia dengan tugas yang khas di dunia ini. Orang yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah, ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apa pun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dengan demikian, ia tidak akan minder, ia tidak berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja. Ada orang yang kurang menerima keunikan diri. Orang yang demikian akan merasa tidak puas, bahkan dapat melakukan tindakan apa pun demi menutupi keterbatasan diri, misalnya operasi plastik. Orang yang demikian sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting. Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan “istimewa”. Keistimewaan dan keagungan manusia ini hendaknya sungguh disadari oleh semua peserta didik.

Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima, bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama. Dari semula Ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya. Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, Ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self- assurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.

Pada setiap pribadi  manusia, selalu ada kekuatan dan keterbatasan. Kedua hal itu sering dipengaruhi oleh sikap dan karakter pribadi yang tumbuh dan berkembang karena lingkungan dan pendidikan. Sementara itu, kita telah memiliki kodrat fisik seperti yang sekarang kita punyai. Begitu juga, kita telah dianugerahi kemampuan, bakat-bakat, sifat dan sebagainya. Segala kemampuan, bakat, dan sifat yang kita miliki tersebut masih dapat kita kembangkan menjadi lebih optimal.

Perhatikan kutipan berikut ini: Kejadian 1:26. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 1:29. Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

 

Pernahkah kamu berfikir. Adakah orang kembar yang benar-benar sama? meski body dan fisiknya hampir sama, tetapi sifat dan kebiasaan serta kegemaran mereka pasti berbeda. Bagaimana dengan kloning? Kloning adalah pengembangbiakkan species dengan menggunakan DNA tentulah yang menghasilkan sel baru yang mempunyai sifat mirip dengan induknya. Pada tahun 1997, dunia dikejutkan dengan pengumuman biri-biri ”selebritis” Dolly. Mirip di sini bukan berarti sama persis, Dolly tetap berbeda dengan induknya. Kloning di dunia pertanian dikenal sebagai pembiakan vegetatif, ada 2 cara yaitu dengan stek dan cangkok. Tanaman yang dihasilkan dari stek dan cangkok akan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Misal anda mencangkok rambutan unggul, maka tanaman hasil cangkokan akan mempunyai rasa buah yang sama dengan induknya. Hal ini berbeda dengan perbanyakan dengan biji. Rambutan yang anda makan kemudian bijinya anda tanam maka kelak rasa buahnya belum tentu akan semanis induknya, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya utamanya adalah genetis ke dua induk tetuanya. Dari uraian di atas untuk binatang dan tumbuhan walaupun secara kloning pun ada penyimpangan sifat. Hal ini berarti manusia adalah unik, tidak ada yang sama antara satu dengan yang lain.

Manusia merupakan ciptaan Allah yang bergitu istimewa dan unik. Beberapa alas an mengapa manusia disebut ciptaan yang unik : 1) waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, menurut citra-Nya (Kej. 1:26). 2) waktu menciptakan manusia, Allah bekerja secara istimewa, membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan nafat hidup dalam hidungnya (Kej 2:7). 3) segala sesuatu termasuk taman Firdaus diserahkan untuk umat manusia (Kej 1:26).

Dengan demikian manusia yang merupakan ciptaan Allah yang sangat indah dan unik, perlu kita sadari akan keistimewaan dan keagungan ini.

 

1.             Kelebihan dan kekuranganku

 Sebagai pribadi, kita selalu mempunyai kekuatan dan keterbatasan, kekurangan dan kelebihan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun kekurangan dan keterbatasan kita selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun pasti ada keunikan didalamnya.  Ingatkah atau pernahkan mendengar syair lagu dari grup D’Masiv yang berjudul “Jangan Menyerah” ? beberapa potong syair mengatakan demikian Tak ada manusia, yang terlahir sempurna, Jangan kau sesali segala yang telah terjadi…….. dan pada bagian reff Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetapi jalani hidup ini, melakukan yang terbaik.

Ada yang menarik dari lagu tersebut, dimana kemunculan lagu ini untuk menghibur anak-anak yang menderita tumor dan anak-anak dewasa yang menggantungkan hidup di jalanan. Sang penulis terinspirasi oleh seorang anak bernama Restu yang terkena penyakit kanker namun masih tetap berjuang untuk hidup. Sebenarnya masih banyak kisah lain yang dapat membantu kita untuk menyadari kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita. Sebagai contoh, Louis Braille, yang dalam keterbatasannya dapat memberikan warisan hidup yang terbaik dan berprestasi melebihi anak normal, warisan yang berharga bagi mereka yang buta, dengan mengembangkan tulisan “Braille” yang memampukan penderita tunanetra dapat menulis dan membaca.

 

Albert Einstein: Ia baru bias bicara setelah menginjak usia 4 tahun, namun ternyata ia memiliki talenta yang luar biasa. Kini Einstein terkenal karena teori relativitas khusus dan relativitas umum. 1921 ia menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika “untuk pelayanan kepada Theoretical Physics, dan khususnya untuk penemuan hukum efek fotolistrik.” Einstein menerbitkan lebih dari 300 ilmiah dan lebih dari 150 karya non-ilmiah. Dia sering dianggap sebagai bapak fisika modern.

          Selama ini mungkin, kita belum menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Kelebihan itu dapat dilihat dari segi fisik, bakat, atau ketrampilan serta sifat-sifat yang dimiliki, ketampanan, kecantikan, pintar, jujur, tegas, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan kekurangan yang kita miliki, pendek, hitem, kurang mudah bergaul, minder, tertutup, dan sebagainya. Sering kita sadari, bahwa kelebihan membawa kita mempunyai rasa percaya diri, tetapi kekurangan kita menyebabkan rasa  minder, atau rendah diri. Yang terkadang menyebabkan hubungan pribadi kita dengan orang lain terganggu. Maka perlu disadari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita.

Menggunakan dan mengembangkan kekuranan dan kelebihan  sebagaimana mestinya adalah panggilan dan tuntutan Kristiani. Menerima kehendak Tuhan berarti menerima bimbingannya, karena Dia akan mengantar kita setapak demi setapak melalui keadaan konkrit diri kita dan lingkungan kita menuju ke keselamatan. itu semua akan terjadi sejauh kita menerima dan melaksanakan kehendakaNya.

 

2.             Sikap dan Karakter Pribadiku

 Setiap pribadi manusia mempunyai keunikan masing-masing karena prilaku seseorang  selalu dibentuk oleh dua hal: sikap dan karakter pribadi. Sikap dapat dimengerti sebagai keadaan batin yang mengandung pendirian dan keyakinan terhadap seseorang ataupun sesuatu, yang terungkap secara lahir dalam kata-kata serta tingkah laku. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan hidupnya. Sikap inilah yang memperngaruhi karakter pribadi seseorang. Sikap dan karakter yang kita miliki dipengaruhi oleh banyak hal. Lingkungan tempat tinggal kita, pendidikan di dalam keluarga, pendidikan formal yang kita peroleh, media informasi dan perkembangan kepribadian kita. Maka tidak akan pernah ada dua manusia yang sama persis di dunia ini. Walaupun dilahirkan kembar identik. Pasti keduanya mempunyai sifat dan karakter yang berbeda, meraka tumbuh dan berkembang dari lingkungan dan kepribadian yang mempengaruhi mereka. Manusia yang satu dengan manusia yang lainnya tidak akan pernah dapat disamakan. Setiap orang mempunyai pribadi yang unik, karena perasaan, pengalaman, pendidikan, dan lingkungan yang selama ini mempengaruhinya. Sifat dan karekter tidak dibangun secara instan atau cepat, melainkan melalui proses yang panjang dan bertahap. Oleh karena itu, kita sebagai manusia merupakan pribadi yang unik. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan hidupnya, sikap inilah yang mempengaruhi karakter pribadi seseorang.

 Pertanyaannya, kenalkan kita dengan sikap dan karakter pribadi kita sendiri? Untuk mengenalnya kita perlu mempertajam kesadaran diri kita, karena kesadaran diri kita menjadi sesuatu yang penting, agar kita mampu memahami orang lain. Bahkan kesadaran diri merupakan pintu untuk mengenal apa sajakah sebenarnya kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Dengan kesadaran yang tinggi, maka kita tidak ragu-ragu dalam bertindak. Kesadaran diri apabila diaktualkan secara optimal, akan menghasilkan kebiasaan yang efektif, menjadikan kita pribadi yang proaktif: mengambil segala keputusan dan bertindak atas kesadaran pribadi kita secara mandiri dan dewasa. Kesadaran merupakan anugerah yang kita mikili dan tidak ada pada ciptaan Allah yang lain. Kesadaran yang kita miliki ini menjadi sesuatu yang unik dan tiada duanya. Kesadaran menempatkan diri kita sesuai dengan apa yang kita yakini. Oleh karena itu, kesadaran menjadikan kita mampu mengarahkan sikap dan karakter kita sebaik mungkin bagi perkembangan pribadi kita dan orang lain.

 

3.             Saya diciptakan sebagai Citra Allah.

 Dalam teks Kitab Suci, bahwa manusia diciptakan Allah menurut gambar dan citra-Nya, seperti dalam teks Kejadian 1:26-31. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 1:29. Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Dari teks Kitab Suci diatas nampaknya jelas bahwa manusia diciptakan menurut gambaran dan citraNya. Hanya kepada manusia diberi kemampuan untuk menata, melestarikan, mengembangkan, dan menggunakannya secara bertanggung jawab.

 

1.        Kemampuan Akal budi.

Dengan akal budi kita dapat: a) mengerti dan menyadari diri sendiri, manusia mengerti dan sadar bahwa ia sedang berbuat sesuatu. Ia dapat merefleksikan kembali apa yang ia buat. Hanya manusia yang dapat berbuat demikian, binatang tidak. b) Mengerti dan menyadari apa di luar dirinya, manusia dapat menyadari bahwa ada ada dan ada hujan. artinya bahwa manusia dapat menghubungkan 2 variabel yang berhubungan. c) Manusia dapat mengembangkan dirinya, dan dapat membuat sejarah serta riwayat hidupnya, manusia dapat bertanya dan member jawaban sehingga ia dapat menentukan arah hidupnya. d) Manusia dapat membangun hubungan yang khas dengan sesama, manusia dapat bertemu dan mengalami kebersamaan dan persahabatan.

 

2.        Kemampuan Kehendak Bebas.

Kehendak bebas, berarti kemapuan untuk bertindak dengan tidak ada paksaan.     a) Dengan kehendak bebas manusia dapat bertindak dan melakukan segala sesuatu dengan sengaja. b) Dengan kehendak bebas manusia dapat melakukan suatu tindakan dan perbuatan moral. Sebab hanya manusia yang dapat bertindak secara tahu dan mau, manusia mempunyai kewajiban-kewajiban moral, dan kewajiban moral dibisikan oleh hati nurani kita masing-masing. c) Dengan kehendak  bebas manusia dapat bertindak secara bertanggungjawab.

 

3.        Kemampuan menguasai. Tuhan menyerahkan alam lingkungan ini kepada manusia untuk dikuasainya, manusia bukannya menguasai alam  ini secara sewenang-wenang, tetapi harus bertanggung jawab. Kita harus menjadi rekan kerja Tuhan untuk mengembangkan alam dan lingkungan ini sebaik mungkin. Dengan adanya kemampuan tersebut, kiranya jelas bahwa manusia adalah mahluk pribadi yang unik. manusia adalah mahluk yang bermartabat dan berkepribadian.

 

Dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia itu “mampu mengenal dan mencintai Penciptanya” (GS 12,3): ialah “yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya sendiri” (GS 24,3): hanya dialah yang dipanggil, supaya dalam pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya:

“Apakah alasannya, maka Engkau meninggikan manusia ke martabat yang begitu mulia? Cinta yang tidak ternilai, yang dengannya Engkau memandang makhluk-Mu dalam diri-Mu sendiri dan jatuh cinta kepadanya, sebab Engkau menciptakannya karena cinta, karena cinta Engkau memberi kepadanya satu kodrat, yang dapat merasakan kegembiraan pada diri-Mu, harta abadi” (Katarina dari Siena, dial. 4,13). 

BERSAMBUNG ....