Setiap orang diciptakan berbeda-beda sekalipun ia (mereka) kembar identik. Inilah yang menyebabkan diri kita adalah pribadi yang unik. Tidak ada kesamaan karakter dan fisik antar pribadi.
Keunikan tersebut membuat karya Allah benar-benar nampak dalam kehidupan ini. Tiap tiap pribadi dapat saling melengkapi satu sama lain dan saling menghargai antar pribadi sebagai rasa syukur atas ciptaan Allah.
Kita juga harus bersyukur diciptakan sebagai pribadi yang unik. Karena pada dasarnya, pribadi satu dengan pribadi yang lain akan saling melengkapi satu sama lain dan keunikan kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.
2. Mengembangkan Karunia Allah
Setiap orang pasti memiliki bakat dan memiliki keterbatasan yang merupakan karunia dari Allah. Disinilah penegasan manusia sebagai makhluk sosial (homo homini social). Yaitu dengan saling melengkapi satu sama lain.
Tiap tiap manusia diberi tanggung jawab untuk mengembangkan bakatnya dan mengurangi keterbatasannya (lih
Mat 25:14-30). Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab kepada Tuhan dan juga tanggung jawab kepada sesama dan alam ciptaan yang lain. Bakat kita harus bisa menjadi berkat Tuhan bagi sekitar kita.
3. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan
Manusia pada hakikatnya adalah citra Allah. Manusia diciptakan seturut gambaran dan rupa Allah baik laki laki maupun perempuan (lih
Kej 1:27). Maka dari itu, laki laki dan perempuan adalah makhluk yang setara. Namun, laki laki dan perempuan berbeda fungsinya. Laki laki harus menghormati perempuan sebagai sesamanya, begitu pula sebaliknya. Serta masing-masing dari mereka harus saling melengkapi agar tercapainya firman Allah dalam
Kejadian 1:28.
4. Keluhuran Manusia Sebagai Citra Allah
Manusia diciptakan Allah sesuai gambaran dan rupa Allah (lih
Kej 1:27-31). Itulah yang mendasari manusia sebagai citra Allah. Manusia merupakan ciptaan paling 'sempurna' karena memiliki akal budi namun tetap kesempurnaan hanyalah milik Sang Pencipta. Kita dapat melihat secara lengkap pandangan Gereja tentang manusia sebagai citra Allah dalam buku Katekismus Gereja Katolik atau dalam
link ini.“Allah menciptakan manusia itu menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej 1:27). Manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan: ia diciptakan “menurut citra Allah” (I); dalam kodratnya bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani (II); ia diciptakan “sebagai laki-laki dan perempuan” (III); Allah menjadikan dia sahabat-Nya (IV)." KGK 355
Secara sederhana, isi dari konsep ini adalah karena Allah itu, antara lain, penuh cinta/kasih, maha rahim, maha adil, maha bijaksana, dan kekal…maka manusia yang segambar dengan Allah itu harusnya bisa seperti Allah (tapi bukan sama dengan Allah) yaitu: harus bisa mengasihi/mencintai, bisa memaafkan, bisa bersikap adil, bisa bersikap bijaksana, dan bisa memperoleh hidup yang kekal. Sementara makluk lain, yang tidak secitra dengan Allah, tidak bisa seperti itu. Atau dengan kata lain, manusia diberikan akal budi dan kehendak bebas.