Rabu, 16 Desember 2020

ALLAH SATU-SATUNYA YANG PATUT KITA SEMBAH DAN MENJADI ANDALAN KESELAMATAN KITA

 PEKAN ADVEN III (UNGU) St. Sturminus; Sta. Teofanu, BACAAN I: Yes. 45:6b-8.18-21b-25, MAZMUR: 85:9a-14;, BACAAN INJIL: Luk. 7:19-23

 

Injil Lukas 7:19-23

 

Ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

 

RENUNGAN:

Resiko hidup, itu suatu kenyataan yang terkadang harus dihadapi setiap orang beriman. Mungkin itu adalah ketidak adilan.

Hari ini Yesus memberikan jalan keluar untuk perasaan ketidakadilan atau lebih luas lagi resiko kehidupan. Yesus katakan  ‘Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan’. Artinya apa? Sebagai seorang beriman kita harus tahu  siapa yang dapat kita andalkan dan kepada siapa kita mengarapkan pertolongan. Allahlah satu-satunya yang patut kita sembah dan andalan keselamatan kita.

Manurut Nabi Yesaya, sikap berpaling kepada Allah mesti diikuti dengan sikap bertekuk lutut di hadapan-Nya dan mengaku bahwa keadilan dan kekuatan hanya ada didalam-Nya. Bertekuk lutut merupakan sebuah ungkapan batin dari sikap kerendahan hati karena menyadari keterbatasan sekaligus berpasrah dan mengakui peran Allah dalam kehidupan kita. Kita harus tetap  percaya kepada-Nya meskipun di tengah pergumulan atau ancaman yang berbahaya.

Pertanyaan selanjutnya untuk seorang beriman, apakah sering mengalami hal-hal yang dapat menghambat

atau bahkan melumpuhkan kehidupan rohani kita, misalnya, ketika kita mengalami kekecewaan?

Bahkan seorang Yohanes Pembaptis pun  mengalami masa-masa yang menggoyahkan iman kepercayaannya kepada Yesus.  Ia menyampaikan pesan dan menyuruh muridnya bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Sebuah pertanyaan yang  mengungkapkan adanya suatu pergumulan dari keadaan yang tidak menyenangkan karena Yohanes Pembaptis ditangkap dan dipenjarakan oleh Raja Herodes. Lalu, respon  Yesus?  Yesus mengatakan berbahagialah orang yang tidak kecewa meskipun harapannya tidak tercapai sesuai keinginan sendiri.

Doa:

Ya Allah, kami sering lebih mengedepankan apa yang menjadi keinginan kami sehingga kami setengah hati datang kepada-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu supaya kami mampu berpasrah kepada kehendak-Mu. Amin

SF

0 komentar:

Posting Komentar