Sabtu, 26 Desember 2020

ALLAH SUNGGUH-SUNGGUH EMANUEL - PESTA ST. STEFANUS MARTIR

 

BACAAN I: Kis. 6:8-10; 7:45-59, MAZMUR: 31:3c-4.6.8a.16b.17;  BACAAN INJIL: Mat. 10:17-22

Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

 

RENUNGAN

Padahal kemarin,  tanggal 25 Desember, kita baru saja, merayakan natal, kelahiran Yesus ke dunia. Apa yang dirasakan pada perayaan natal kemarin? Yang pasti sukacita, damai, gembira, happy. Bagi yang berjauhan saling vidcal, bercanda  ria gembira. Sedangkan  anggota keluarga yang berdekatan berkumpul dan bergembira ria bersama walau dalam situasi yang serba terbatas (karena masa pandemi seperti sekarang). Natal adalah sukacita, kita bergembira merayakan kasih Allah yg tampak nyata bagi keluarga.

Kontras dengan kemarin, hari ini tanggal 26 Desember, Gereja merayakan pesta St. Stefanus martir pertama. Bacaan-bacaannya, seram, cukup menakutkan. “Orang akan menyerahkan saudaranya ...”

Apa maksudnya? Liturgi Gereja, tidak mau kehilangan konsep Imanuel. Natal harus dipahami satu kesatuan makna dengan perayaan paskah: sengasara, wafat dan kebangkitan Yesus. Natal hanya sebagai satu perayaan belaka, bila tidak dipahami satu kesatuan dengan paskah. Demikian pula bila kita merayakan paskah maka juga harus memahami makna yang sebenarnya dari perayaan natal.

Tentang St. Stefanus yang pestanya dirayakan tanggal 26 Desember. Bacaan pertama adalah kisah nyata yang dialami oleh Stefanus di mana Allah sungguh hadir  untuk menyelamatkannya dalam keadaan yang sangat ekstrim. “Sungguh aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah”. St. Stefanus menjadi teladan beriman dalam hidup kita. Dia pribadi yang setia mengimani Yesus. St. Stefanus adalah martir yang sungguh menghayati Imanuel, dan membuktikan kepada kita bahwa Allah senantiasa hadir bagi kita sekalipun dalam situasi yang sangat sulit, dan menyelamatkan kita. Percayalah dan serahkan diri kepadaNya maka semua masalah dapat diatasi. Amin***

 

Ya Allah, tolonglah aku, agar tetap percaya dan setia kepadamu bahwa dalam segala situasi bahkan yang sangat eksrtim pun aku akan diselamatkan. Amin 

0 komentar:

Posting Komentar