Minggu, 14 Agustus 2022

BERANILAH BUANG RASA IRI HATI

Renungan hari ini.

Bacaan Injil -  Lukas: 15: 11 - 32

Kisah anak yang terhilang bisa memicu kecemburuan kita. Kita mungkin tergoda oleh keinginan untuk menjadi anak yang terhilang: nakal, laknat, suka berfoya-foya, kehabisan uang,  kelaparan, terpaksa makan makanan babi, lalu bertobat, pulang ke rumah orang tua, disambut dengan tangan terbuka, dipeluk erat-erat, diberi ciuman secara bertubi-tubi oleh sang ayah, mendapat jubah baru, dan ada pesta yang sangat meriah. Anak sulung yang melihat hal itu menjadi marah-marah karena iri hati. Wajar kalau ia marah kepada sang ayah dan iri hati kepada adiknya. Kalau begitu, mengapa hal itu salah? Kata sang ayah, "Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu." (Lukas 15:31). Anak sulung itu iri hati kepada adiknya karena dia tidak tahu bahwa segala kepunyaan ayahnya adalah kepunyaan dia juga. Ia seperti ayam yang mati kelaparan di lumbung padi.

 

 Iri hati adalah tuduhan di dalam hati kita bahwa orang lain telah merampas berkat dan kebahagiaan kita;  iri hati adalah perasaan bahwa sesuatu telah  dirampas dari kita; Iri hati juga berarti kita tidak suka melihat keberhasilan atau kelebihan orang lain. Inilah yang terjadi pada si anak sulung itu. Sesungguhnya iri hati itu keliru besar dan sia-sia, lebih-lebih kalau kita iri hati kepada mereka yang berbuat curang (Mazmur 37:1) atau kepada orang yang lalim (Amsal 3:31). Iri hati kepada orang-orang seperti itu adalah sebuah tanda bahwa kita juga memiliki niat hati yang sama dengan mereka atau setidaknya kita ikut mengamini kejahatan mereka. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Selain merampok kebahagiaan kita, iri hati juga bisa menggiring kita untuk berbuat jahat dan menjauhkan diri dari hadirat Tuhan (Matius 7:22-23).

Selamat hari Minggu, dan selamat beribadah. Tuhan menyertai dan memberkati kita semua.

Catatan: Renungan ini saya postingkan ulang dari WA Group Tolas Pah Timor (kumpulan keluarga orang Timor) di Salatiga. 


0 komentar:

Posting Komentar