Rabu, 17 Agustus 2022

DIMERDEKAKAN DARI BELENGGU PERBUDAKAN

BACAAN: Yohanes 8:31-36

RENUNGAN HARI INI

Sejak kemarin kita mulai sedikit menyentuh topik kemerdekaan. Apa itu kemerdekaan? Menurut pandangan manusia pada umumnya, kemerdekaan adalah peristiwa ketika seseorang mampu membuat pilihan dan bertindak dengan sebebas-bebasnya tanpa terhalang oleh banyak batasan, halangan, dan tanggung jawab. Namun, menurut pandangan Allah berdasarkan Alkitab, arti kemerdekaan seperti itu sebenarnya hanya menggambarkan tabiat seorang manusia pemberontak, yaitu seorang manusia yang tidak mau tunduk kepada otoritas dan hanya mau melakukan apa yang baik menurut pandangannya sendiri (Hakim-hakim 21:25). Kemerdekaan sejati berarti kita benar-benar  dibebaskan dari ikatan dosa dan dampak-dampaknya yang sangat mengerikan pada diri dan kehidupan kita seutuhnya. Kemerdekaan semacam ini hanya dapat kita temukan dan nikmati dalam Yesus Kristus (Roma 6:16-17).

 

Langkah pertama menuju kemerdekaan adalah kita harus  mengakui area ketidakbebasan kita. Orang yang belum menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, sesungguhnya dia masih ada di area ini. Area ketidakbebasan adalah tempat seseorang masih terus terikat oleh segala macam belenggu perbudakan. Dia masih hidup sebagai hamba dosa atau budak dosa. Dosa  telah membutakan mata hatinya sehingga dia sama sekali tidak mampu melihat cahaya kebenaran yang membebaskan berdasarkan iman kepada Yesus Kristus.

 

Setelah menjadi orang Kristen, kita pun  kita masih bisa terbelenggu, terutama oleh belenggu-belenggu perbudakan yang sangat halus. Misalnya, kita merasa rendah diri atau sebaliknya kita tinggi diri, angkuh, atau sombong. Belenggu-belenggu perbudakan yang lain adalah perasaan tidak aman yang menyebabkan kita masih terus hidup dalam kebimbangan, tidak mampu percaya dan tidak taat kepada Tuhan. Selanjutnya ada juga belenggu perbudakan lain berupa perasaan tidak berharga dan perasaan tertolak yang menghalangi kesaksian hidup kita di dunia sebagai pengikut Yesus Kristus.

 

Dari firman Tuhan, kita tahu bahwa kita dimerdekakan pada waktu kita  sadar betul akan keberadaan dan posisi  kita di dalam Yesus Kristus. Jalan menuju pengetahuan tentang kebenaran yang memerdekakan kita adalah kita tetap hidup dalam firman Tuhan. Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya  kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu memerdekakan kamu."(Yohanes 8:31-32).

 

Selamat ber-Saat Teduh. Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua

Catatan: Renungan ini ditulis oleh Bapak Youri Adutae. Saya postingkan ulang dari WA Group Tolas Pah Timor (kelompok keluarga orang Timor) di Salatiga.

0 komentar:

Posting Komentar