Bacaan I: 1 Yoh 1: 5 –
2: 2
Bacaan Injil: Mat 2:
13-18
Orang Majus hanya tinggal selama
satu malam di Betlehem. Pada malam itu mereka diperingatkan dalam mimpi agar
tidak kembali kepada Herodes. Karena ada peringatan itu, merekapun secara
diam-diam pulang ke negeri mereka dengan melewat jalan lain (Matius 2:12).
Dengan demikian Herodes gagal
melaksanakan maksud jahatnya untuk membunuh Yesus. Tidak ada yang mengetahui
kabar selanjutnya tentang orang-orang Majus itu. Kita hanya tahu berdasarkan
keterangan di dalam Alkitab bahwa mereka pulang ke negeri mereka dengan rasa
syukur dan percaya kepada Yesus sebagai Raja semua bangsa di dunia. Hal yang
sama juga dilakukan oleh para gembala yang kembali ke Padang Efrata (bandingkan
Lukas 2:20).
Setelah orang-orang Majus itu
meninggalkan Kota Betlehem, datanglah malaikat Tuhan dalam sebuah mimpi dan
berkata kepada Yusuf, "Bangunlah,
ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai
Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh
Dia."(Matiys 2:13)
Pada tengah malam itu juga Yusuf
dan Maria harus berkemas. Yusuf segera menuruti perintah itu. " Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya
Anak itu serta ibunya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir."
(Lukas 2:14). Memang Yusuf adalah seorang penurut. Dia segera melakukan apa
yang dikatakan oleh utusan Tuhan Allah kepadanya. Yusuf tidak mengatakan
keberatan apa pun. Kehendak Tuhan Allah segera ditaatinya. Maria adalah tipe
orang yang suka memakai cukup waktu untuk merenungkan atau mencerna segala
sesuatu di dalam hatinya sebelum bertindak. Yusuf adalah tipe orang yang segera
bekerja, seorang penurut yang segera melaksanakan petintah Tuhan Allah tanpa
keraguan sedikit pun.
Pada malan yang sunyi itu,
berangkatlah mereka menuju Selatan. Mula-mula, mereka melewati bukit-bukit sampai
di Hebron, kemudian ke Bersyeba, dan terus ke Mesir. Yusuf dan Maria tinggal
bersama Anak mereka di Mesir. Di mana mereka tinggal di negeri itu? Tidak ada
keterangan tertulis tentang hal itu. Apakah mereka mengalami kesukaran besar di
Mesir seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka pada waktu lampau? Hal itu
pun tidak diberitahukan kepada kita. Pada waktu itu, di negeri Mesir, terutama
di Kota Alexandria, ada banyak orang Yahudi. Mungkin Yusuf, Maria, dan Anak itu
tinggal di kota itu. Menurut dugaan, mereka tidak lama tinggal di negeri Mesir.
Setelah berangkat dari Kota Betlehem, mungkin tidak lebih dari satu tahun,
Herodespun meninggal. Sebelum kabar mengenai kematian Herodes sampai di Mesir,
malaikat yang sama datang kepada Yusuf
dalam mimpi untuk menyampaikan perintah Tuhan Allah supaya Yusuf dan
keluarganya segera kembali ke Palestina. Yusuf segera membawa Maria dan Anak
itu kembali ke Palestina. Tuhan Allah sudah lama berbicara tentang hal itu
melalui Nabi Hosea. "Ketika Israel
masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu." (Hosea 11:1). Pada
masa lampau, Allah memanggil Israel untuk segera keluar dari Mesir. Hal yang
sama terjadi juga pada Yesus setelah Herodes meninggal.
Beberapa hari setelah tiba di tanah
Yudea, terjadilah huru-hara besar. Arkelaus, putera Herodes, ditunjuk oleh
ayahnya sebagai penggantinya. Pada waktu itu, kebencian rakyat Yudea kepada
Herodes sudah meluap besar sehingga di seluruh penjuru negeri itu terjadilah
pemberontakan terhadap raja baru itu. Arkelaus berhasil menindas para
pemberontak itu dengan sangat kejam. Setelah itu berangkatlah Arkelaus ke
Kerajaan Roma bersama saudara-saudaranya, yaitu Herodes Antipas dan Filipus,
untuk menerima surat pengangkatan dari Kaisar yang berkuasa pada waktu itu. Di
seluruh negeri Yudea terjadilah perang saudara. Yusuf merasa tidak mungkin ia
dan keluarganya terus tinggal di Betlehem karena situasi di sana sangat
berbahaya bagi keselamatan mereka, terutama Sang Anak yang masih kecil itu.
Pada waktu itulah datang sekali lagi
malaikat yang sama dalam mimpi dan menyuruh Yusuf segera pindah bersama
keluarganya ke Galilea.
Demikianlah Yusuf tinggal lagi di
Nazaret dan bekerja lagi sebagai tukang
kayu.
Usaha Herodes untuk membunuh Yesus
dan cara Allah melindungi Sang Bayi menyatakan beberapa kebenaran tentang cara
yang Dia pakai untuk melindungi umat-Nya. Pertama:
Allah tidak melindungi Yusuf dan Maria serta anak mereka tanpa kesediaan mereka
untuk berkerja sama dengan Dia (Matius
2:13, 19-20, 22). Perlindungan memerlukan
ketaatan terhadap perintah Allah. Yusuf dan keluarganya harus segera
meninggalkan tanah air mereka sendiri untuk tinggal di Mesir (Matius 2:14).
Kedua: Allah mungkin akan mengizinkan hal yang sulit dipahami
menimpa kita selaku umat-Nya agar kehendak-Nya terlaksana dalam kehidupan kita.
Sesungguhnya Yesus Kristus mengawali hidup-Nya sebagai seorang pengungsi dan
orang asing di negeri orang (Matius 2:14-15). Menurut pemahaman kita yang
terbatas, akan jauh lebih mudah kalau Allah segera menyingkirkan Herodes,
serigala yang buas itu, sehingga Yusuf dan
keluarganya tidak harus segera mengungsi ke Mesir dan tidak harus mengalami semua kesukaran yang terlibat dalam
keadaam itu.
Ketiga: Setelah pencobaan tertentu sudah berlalu, mungkin masih ada
kesulitan lain yang harus kita hadapi (Matius 2:19-23) seperti yang terjadi
pada keluarga Yusuf. Perlindungan dan pemeliharaan Allah akan senantiasa
diperlukan, karena musuh orang percaya
tidak akan pernah berhenti berusaha untuk menyerang orang yang setia
(Efesus 6:10-18; 1 Petrus 5:8).
Keempat: Sesungguhnya penderitaan yang ditanggung oleh Yesus Kristus
demi keselamatan umat manusia di dunia ini sudah dimulai sejak Ia dikandung
ibu-Nya. Penderitaan Sang Raja dan Mesias itu berlanjut menjadi lebih nyata
sistematik dalam usaha Raja Herodes untuk membunuh-Nya karena kehadiran-Nya
dianggap sebagai suatu ancaman yang bisa menyebabkan kekuasaannya cepat berakhir. Puncak penderitaan Yesus
terjadi di atas kayu salib.
Terima kasih