Senin, 12 September 2022

MAKANAN UNTUK TUBUH, JIWA, DAN ROH KITA

 Ada banyak hal yang dapat memancing amarah dan menguras persediaan energi kita. Kemarahan membuat kita sering bertindak dengan tidak bijaksana. Pada waktu marah, emosi negatif segera menguasaii perasaan kita, membuat pikiran kita gelap dan tumpul, dan kita didesak untuk segera melakukan pelampiasan yang sepadan. Kita  memang merasakan kepuasan sesaat waktu marah, tetapi setelah itu kita akan dirundung oleh penyesalan, rasa bersalah, dan rasa malu: malu kepada Tuhan, malu kepada orang yang menjadi korban kemarahan kita, dan malu kepada diri sendiri. Kadang-kadang kemarahan bisa mencelakakan diri kita dan orang lain. Kemarahan juga merusak hubungan kita secara pribadi dengan Tuhan dan dengan sesama kita.


Untuk meredam kemarahan, kita harus mendidik diri sendiri untuk bersabar, melatih diri sendiri untuk marah pada saat yang tepat, dan memberikan respon dengan cara yang benar sehingga kita tidak perlu menyesalinya pada kemudian hari.  "Jangan lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh." (Pengkhotbah 7:9).  Memang setiap hari, dari pagi sampai malam hari, selalu ada banyak perkara yang  bisa memancing kemarahan dan memberikan kesempatan kepada iblis untuk  menyeret kita ke dalam belukar dosa, tetapi kita dapat memilih untuk menjadi orang yang merdeka dan cerdas dengan tidak harus menanggapinya.

Catatan: Renungan ini ditulis oleh Bapak Youri Adutae. Saya postingkan ulang dari WA Group Tolas Pah Timor (kelompok keluarga orang Timor) di Salatiga.

0 komentar:

Posting Komentar