Selasa, 05 April 2022

GEREJA-GEREJA CINA PERLU MENDAPATKAN PERSETUJUAN SESUAI UNDANG-UNDANG

China (MNN) — Undang-undang baru tentang berinternet  di China mulai berlaku pada 1 Maret, yang menetapkan peraturan baru untuk menggunakan  internet – termasuk konten keagamaan.

Undang-undang tersebut mengizinkan kelompok agama yang mendapatkan persetujuan pemerintah untuk berbagi konten melalui internet. Bagaimana pengaruhnya terhadap gereja-gereja sejauh ini?

 

Efek pada Gereja

Eric Burklin dari China Partner mengatakan, “Para pendeta memberi tahu kami bahwa mereka telah mengajukan permohonan izin. Dan itu sebenarnya bagian dari hukum; yang mana  individu, perusahaan, organisasi, atau gereja harus  mengajukan permohonan izin akses internet.

 

Setelah sebuah organisasi telah menerima izin dari pemerintah, barulah  dapat berinternet seperti biasa. Burklin mengatakan gereja-gereja yang dihubunginya telah melakukan layanan dan pertemuan online tanpa hambatan.

 

Undang-undang itu bisa lebih berdampak pada gereja-gereja yang tidak terdaftar. Tetapi bahkan tanpa internet, Gereja di China akan terus bertumbuh. Burklin mengatakan, "Yesus berjanji, 'Aku akan membangun gerejaku dan gerbang neraka tidak akan menguasainya.' Janji itu diberikan 2.000 tahun yang lalu. Dan 2.000 tahun yang lalu, kami tidak memiliki internet.”

 

Bagaimana cara berdoa?

Mintalah kepada  Tuhan untuk menguatkan dan mendorong orang-orang percaya di Cina. Burklin mengatakan orang-orang Kristen Cina telah terbiasa dengan pembatasan semacam ini. Mintalah kepada Tuhan untuk terus memberi mereka kreativitas.

Burklin juga mendorong pembaca untuk berdoa bagi para pemimpin di Partai Komunis China. “Ketika kami mendengar laporan tentang para pemimpin dunia ini, kami menjadi gugup tentang mereka. Terkadang kita marah, dan kemudian kita mulai membenci mereka alih-alih memandang mereka dari sudut pandang Tuhan. Mereka juga diciptakan menurut gambar Allah.

 

“I think we need to pray for President Xi. Since I’ve done that, I’ve just had a different feeling about him.”

 

Stefan Sikone, disadur dari sumber asli

0 komentar:

Posting Komentar